Oleh: Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd.I
Memenangi persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya harus dalam hal kualitas dan layanan pendidikan menjadi tantangan riil yang setiap saat harus dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam. Disinilah dibutuhkan strategi yang mantap dalam memenangi persaingan tersebut.
Persaingan di dalam menyelenggarakan layanan pendidikan yang berkualitas merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Bentuk persaingan yang dilakukan dapat terjadi dengan sesama peyelenggara lembaga pendidikan Islam maupun pendidikan lainnya. Melihat hal tersebut, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dikatakan Mukmin qowiyu khoiru wa akhabu ilallah min mukmin dhoif (Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah). Apabila hadis tersebut dibaca dalam perspektif kelembagaan maka dapat dimaknai bahwa lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan pencitraan yang baik lebih baik dan disukai daripada lembaga pendidikan Islam yang manajemen yang amburadul dan bercitra negatif.
Konsekuensi dari pembacaan tersebut adalah perlunya perhatian secara serius dalam meningkatkan secara terus menerus kelembagaan pendidikan Islam baik dalam tataran quality in fact (kualitas dalam fakta) maupun quality in perception (kualitas dalam penciptaan).
Kualitas secara faktual dilakukan oleh pengelola lembaga pendidikan Islam secara disiplin menegakkan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan. Konsistensi dan sikap peka dengan perubahan menjadi kunci dalam menjamin kualitas secara faktual lembaga pendidikan Islam (baik dari aspek personal, kurikulum, sarana dan prasarana, dan sebagainya). Setiap pengelola lembaga pendidikan Islam diharapkan melek teknologi informasi dan komunikasi untuk mengimbangi perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan. Apabila perkembangan tersebut dinilai positif untuk peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam, maka secepatnya dilakukan langkah transformasi dan implementasi pada lembaga pendidikan Islam bersangkutan.
Lalu bagaimana dalam menciptakan quality in perception sehingga setiap stakeholders memandang penting dan strategis lembaga pendidikan Islam dalam peta persaingan global dunia pendidikan? Saya rasa aspek ini yang masih belum menjadi perhatian serius para pengelola lembaga pendidikan Islam.
Penguatan branding image lembaga pendidikan Islam seharusnya dilakukan sama cepatnya dengan peningkatan kualitas kelembagaannya. Minimnya sumber daya manusia lembaga pendidikan Islam yang memahami dunia penciptaan branding image untuk menciptakan loyalitas pelanggan ditengarai menjadi salah satu sebabnya.
Setidaknya aspek yang paling mendasar dalam menguatkan branding image lembaga pendidikan Islam adalah bagaimana mengkomunikasikan nilai tambah dan kesan yang positif kepada pelanggan/masyarakat luas. Selama ini, secara makro masyarakat memandang sebelah mata terhadap keberadaan lembaga pendidikan Islam dikarenakan tidak mengetahui secara persis nilai tambah (keunggulan) maupun kesan positif (diferensiasi). Padahal perkembangan mengesankan lembaga pendidikan Islam karena sudah memantapkan diri sebagai institusi pendidikan yang secara kontinyu mengembangkan reaktualisasi Islam dan sains serta penciptaan iklim enterpreneur harus terus disosialisasikan dan diesukasi kepada masyarakat. Hal ini penting dilakukan agar keberadaan lembaga pendidikan Islam diakui secara riil ,- tidak hanya sekedar ayatisasi ilmu pengetahuan-, memiliki keunggulan integratif dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Saluran mengkomunikasikan branding image lembaga pendidikan Islam tersebut sudah sepatutnya dikembangkan hanya dengan membuat baliho dan spanduk dimana-mana. Hal ini dianggap kurang maksimal. Penggunaan media sosial seperti facebook, twitter, website, what’s appp dan sejenisnya juga perlu dioptimalkan. Kesemua saluran tersebut dipergunakan dalam upaya menguatkan branding image lembaga pendidikan Islam sehingga keunggulan dan keunikannya diakui secara serius oleh masyarakat luas sebagai kekuatan nyata dan tak terbantahkan lembaga pendidikan Islam dalam persaingan global.