MIU Login

Data Survei Buktikan S2 PBA UIN Malang Jadi Pilihan Cerdas Berkarier

Malang, 9 September 2025 — Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab (S2 PBA) Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali membuktikan dirinya sebagai destinasi utama bagi para sarjana yang ingin mendalami ilmu bahasa Arab di tingkat lanjut. Dalam survei eksklusif terhadap mahasiswa baru angkatan ganjil 2025/2026, terungkap bahwa lebih dari separuh responden (51%) langsung memilih UIN Malang tanpa mempertimbangkan kampus lain. Alasan utamanya? Akreditasi Unggul dan kualitas dosen yang mumpuni.

Data ini bukan sekadar angka. Ia adalah cerminan kepercayaan dan reputasi yang telah dibangun Prodi S2 PBA UIN Malang selama bertahun-tahun. Dari total 80 mahasiswa yang terdaftar, 51 di antaranya dengan sukarela mengisi kuesioner, memberikan gambaran jelas tentang profil, motivasi, dan harapan mereka.

Profil Mahasiswa: Perempuan Mendominasi, Latar Belakang PTKIN Kuat

Mahasiswa baru S2 PBA UIN Malang tahun ini didominasi oleh perempuan muda. Sebanyak 36 dari 51 responden (70,6%) adalah perempuan, sementara 15 sisanya laki-laki. Rentang usia mereka hampir seragam, yakni 21-25 tahun, menunjukkan geliat generasi muda yang sangat antusias melanjutkan studi.

Latar belakang akademik mereka juga sangat homogen dan relevan. Mayoritas besar, 45 dari 51 responden, merupakan lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seperti UIN dan IAIN di seluruh Indonesia. Hanya segelintir yang berasal dari kampus swasta. Ini membuktikan bahwa S2 PBA UIN Malang adalah pilihan alami dan strategis bagi lulusan PTKIN yang ingin mendalami bidang keahliannya.

“Akreditasi Unggul” Jadi Faktor Penentu Utama

Ketika ditanya tentang pertimbangan utama memilih UIN Malang, jawaban paling dominan adalah “Reputasi dan Akreditasi Program Studi (Status UNGGUL)”, yang disebut oleh 43 dari 51 responden (84,3%). Angka ini jauh melampaui faktor lain seperti kualitas dosen (25 responden) atau rekomendasi alumni (18 responden).

“Saya tidak mempertimbangkan kampus lain. Langsung memilih UIN Malang karena akreditasinya unggul,” ujar Wardah Nailah El-izzah Atulolon, mahasiswi asal Flores Timur, dalam surveinya. Pernyataan serupa diungkapkan oleh puluhan mahasiswa lain, termasuk Rexza Mohamad Aufi (Malang) dan ZALALUDIN ASSABTI (Majalengka).

Fakta bahwa 26 mahasiswa memilih UIN Malang tanpa melirik kampus lain adalah bukti nyata brand loyalty yang luar biasa. Mereka datang bukan karena kebetulan, tapi karena keyakinan penuh akan kualitas institusi.

Teknologi Media PBA: Topik Riset Paling Diminati di Era Digital

Di tengah perkembangan zaman, minat riset mahasiswa pun mengikuti tren. “Teknologi Media PBA” menjadi bidang konsentrasi paling diminati, dipilih oleh 19 responden. Disusul oleh “Kurikulum PBA” (14 responden) dan “Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab” (12 responden).

Ini adalah sinyal kuat bahwa generasi baru pendidik bahasa Arab sangat peduli dengan inovasi pembelajaran. Mereka ingin mengintegrasikan teknologi—seperti platform digital, AI, atau media interaktif—ke dalam pengajaran bahasa Arab, agar lebih menarik dan efektif di era digital.

“Semoga prodi S2 PBA ke depannya bisa menambahkan mata kuliah yang relevan dengan kebutuhan era digital,” tulis Athya Inaya Tulla, mahasiswi asal Jambi, dalam sarannya.

Harapan dan Saran: Mahasiswa Minta Pelatihan Ilmiah dan Student Exchange

Meski puas dengan pilihan mereka, mahasiswa juga menyampaikan harapan besar untuk pengembangan prodi. Kebutuhan paling mendesak adalah pelatihan penulisan artikel ilmiah, yang disebut oleh 37 responden. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang ingin mereka tutupi selama studi S2.

Selain itu, impian untuk mengikuti program pertukaran pelajar (student exchange) ke luar negeri—terutama ke Arab Saudi, Malaysia, Madinah, dan Singapura—menjadi tema yang sangat kuat. Amanda Putri (Padang), Cardasyifa Fajranada Usman (Palembang), Fanni Izzatul Millah (Banten), dan Hafid Yusuf Hidayatulloh (Malang) secara eksplisit menyebutkan harapan ini dalam survei.

“Saya sangat berharap dapat mengikuti program studi pertukaran ke luar negeri, di mana saya bisa memperluas wawasan dan berkolaborasi dengan mahasiswa serta profesional internasional,” tulis Cardasyifa penuh semangat.

Saran paling visioner datang dari Muhammad Yahya Abdullah (Palembang). Ia menyarankan prodi untuk menyediakan akses ke database Scopus, dana hibah penelitian, serta mengundang pakar statistik internasional seperti Prof. Vahid Aryadoust dari Nanyang Technological University untuk mengajar metode riset mutakhir seperti SLR, Bibliometric, dan Rasch Model.

Kesimpulan: UIN Malang Bukan Sekadar Pilihan, Tapi Tujuan

Data survei ini dengan tegas menunjukkan bahwa Program Studi S2 PBA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bukan sekadar salah satu pilihan di antara banyak kampus. Ia adalah tujuan utama bagi para calon akademisi dan praktisi pendidikan bahasa Arab di Indonesia.

Dengan fondasi akreditasi unggul, reputasi dosen yang solid, dan daya tarik nasional yang kuat, prodi ini memiliki modal besar untuk terus berkembang. Respons mahasiswa yang antusias dan aspiratif adalah energi positif yang harus direspons dengan serius oleh manajemen prodi—melalui peningkatan fasilitas, pelatihan intensif, dan pembukaan kerja sama internasional. Bagi calon mahasiswa S2 di bidang Pendidikan Bahasa Arab, data ini adalah lampu hijau: UIN Malang adalah pilihan yang tepat, strategis, dan penuh masa depan. [TAFT]

Berita Terkait