Oleh : Prof. Dr. H. Baharuddin, M.Pd.IÂ
Di tengah semakin marak dan gencarnya lembaga pendidikan dalam menawarkan pendidikan yang berkualitas, kepemimpinan dan manajemen menjadi kunci dalam memenangkan persaingan. Kepemimpinan dan manajemen menjadi satu kesatuan yang melebur sekaligus menggerakkan seluruh komponen lembaga pendidikan. Oleh karena itu, menjadi mustahil apabila sebuah lembaga pendidikan memiliki sistem pendidikan yang kuat tanpa ditopang oleh kepemimpinan yang efektif dan begitu pula sebaliknya.
Sayangnya fakta di lapangan berkata lain. Masih banyak ditemui lembaga pendidikan yang tidak memiliki sistem pendidikan yang mumpuni dan kepemimpinan yang efektif. Hal ini karena belum terbentuknya situasi dan kondisi yang melahirkan dua pilar utama manajemen pendidikan tersebut berjalan secara bersama-sama. Para pengelola lembaga pendidikan umumnya memprioritaskan salah satu dari dua pilar tersebut mengingat kesibukan dan skala prioritas yang ingin dikerjakan. Sikap seperti itu memang tidak bisa disalahkan mengingat banyak kegiatan di sekolah/madrasah yang menyita waktu sehingga tidak memungkinkan untuk membangun sistem pendidikan yang mumpuni dan melahirkan pemimpin-pemimpin pendidikan yang dapat diandalkan.
Melihat problem dilematis itu, sudah sepatutnya para pengelola lembaga pendidikan harus mampu memproyeksikan dan mengantisipasi perkembangan institusinya di masa depan. Berbicara tentang keberlangsungan lembaga pendidikan di masa depan, antara kepemimpinan dan sistem manajemen memang dibutuhkan sekaligus. Sekalipun kalau harus memilih di antara salah satunya, maka hal itu diputuskan atas pertimbangan kebutuhan lembaga pendidikan yang paling utama.
Membangun kesadaran tentang pentingnya proyeksi dan antisipasi kebutuhan lembaga pendidikan merupakan salah satu acara agar lembaga pendidikan tersebut mampu bersaing dan unggul atas lembaga pendidikan lainnya. Memobilisasi seluruh komponen lembaga pendidikan entah itu dengan memperkuat sistem pengelolaan maupun dengan secara intens melakukan pengkaderan untuk melahirkan calon-calon pemimpin pendidikan yang berkualitas menjadi pertaruhan dalam menjaga mutu sekaligus meningkatkannya di era sekarang maupun masa depan.
Sehubungan dengan itu, langkah yang terbaik dalam melihat hal tersebut adalah mempersiapkan lembaga pendidikan yang mampu menciptakan sistem keputusan dalam kebijakan yang berkualitas. Sistem pengambilan kebijakan yang berkualitas memiliki arti bahwa setiap kebijakan yang diambil didasarkan atas pertimbangan yang matang dengan melihat konteks kelembagaan yang mengitarinya. Pengalaman mengelola berbagai gesekan individual dan sosial yang disertai dengan penyempurnaan kerja di setiap lini manajemen lembaga pendidikan menjadi faktor kunci dalam merumuskan sistem kebijakan sekolah/madrasah yang akurat dan mampu menjadi kunci permasalahan (problem solver) di setiap problematika kelembagaan yang muncul. Oleh karena itu, sistem manajemen yang baik dan pola kepemimpinan yang efektif harus diisi oleh manusia-manusia yang dibekali kebijaksanaan dan kecerdasan.
Dua hal tersebutlah yang menjadi pilar paling utama dalam manajemen yang baik dan kepemimpinan yang efektif. Kebijaksanaan menjadi tolak ukur untuk meramu problematika situasi dengan kondisi kelembagaan menjadi sebuah peluang yang menjanjikan. Sementara kecerdasan menjadi sebuah kekuatan dalam menelaah kesempatan dan peluang yang dapat diambil oleh lembaga pendidikan dalam memaksimalkan seluruh elemen yang ada, sekaligus mengantisipasi berbagai skenario terburuk yang mungkin dihadapi oleh lembaga pendidikan tersebut.
Pada akhirnya, kebijaksanaan dan kecerdasan pemimpin maupun segenap warga lembaga pendidikan merupakan satu kesatuan yang menimbulkan energi yang positif dan dahsyat untuk menggerakkan lembaga pendidikan menuju titik kualitas yang memuaskan semua pihak sekaligus dicintai sepenuh hati oleh penggunannya yaitu masyarakat luas. Maka, dapat dikatakan kebijaksanaan dan kecerdasaan merupakan DNA bagi pemimpin dan sistem manajemen lembaga pendidikan yang unggul dan bermutu.