Pascasarjana UIN Malang Gelar Kuliah Umum Perdana, Kupas Riset Ketaatan Beragama

*JATIMTIMES* Mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki religiusitas (ketaatan beragama) yang tinggi. Hal itu terkuak dalam kuliah umum Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang perdana yang mengangkat tema Mengukur Religiusitas Masyarakat Majemuk dan Relevansinya pada PTKI di Indonesia, Rabu (24/2/2021).

Kesimpulan itu diutarakan Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang Prof Dr Hj Umi Sumbulah MAg merujuk pada hasil riset mengukur religiusitas yang dilakukan oleh Profesor Bambang Suryadi PhD, guru besar psikologi pendidikan dan konseling di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Karena selama ini soal ketaatan, kepercayaan, kesadaran beragama, dan sabar. Juga soal keagamaan, diasumsikan sulit diukur. Beliau (Prof Bambang Suryadi, Rred) telah melakuan riset. Hasilnya, religiusitas
bisa diimplementasikan di Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI),” ungkap Prof Umi kepada JatimTimes di sela-sela aktivitasnya.

Prof Umi mengungkapkan bahwa Ilmu tentang pengukuran religiusitas belum banyak dilakukan oleh ilmuwan muslim. Sebab, selama ini ada asumsi bahwa religiusitas tidak bisa diukur secara kuantitatif. Namun, hanya bisa dikualifikasikan secara deskripsi. Tetapi, Prof Bambang ini melakukan pengukuran mulai dari seperti apa konsepnya kemudian pengukurannya dan implementasinya.

Dan, didapatkan bahwa mahasiswa PTKI punya religiusitas tinggi. Dari sisi gender misalnya, berdasarkan hasil penelitiannya, perempuan punya religiusitas lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan
dinilai lebih taat, segi kesalehan, dan toleransi. Serta memiliki sifat kedermawanan terhadap temannya.

Makanya, lanjut Umi bahwa ilmu hasil penelitian itu, bisa diimplementasikan di perguruan tinggi Islam untuk menopang kuat bagi terciptanya keberagamaan yang moderat. Betapa pun sebagai masyarakat majemuk, heterogen dalam beragama, madhab, teologi, dan beragam organisasi. “Harus ada sikap yang ditanamkan dalam konteks masyarakat majemuk. Religiusitas jadi salah satu faktor penentu bagi masyarakat majemuk.
Guna menciptakan kesetaraan, toleransi. Open mindset, inklusi, menjunjung penghargaan, serta menjunjung tinggi kesetaraan,” paparnya.

Harapan ke depan, menurut Umi adalah, masyarakat memiliki religiusitas tinggi agar mudah menghargai dan terjalin toleransi yang tinggi di tengah-tengah kehidupan. Maka dari itu, kampus UIN menjadi salah satu
pilar, gawang dan garda terdepan bagi penciptaan modernisasi di Indonesia. “Tentu ini semua sesuai dengan visi misi Kementrian Agama dalam menangkal gerakan yang mengarah pada radikalisme,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang berlokasi di Jalan Raya Ir Soekarno, Kelurahan Dadaprejo Kota Batu menggelar kuliah umum, pada Rabu
(24/02/2021). Kuliah umum pascasarjana UIN Malang pada awal 2021 baru pertama kali diselenggarakan secara virtual.

Kegiatan dilakukan sebagai upaya civitas akademika UIN Maliki Malang tetap memaksimalkan pelayanan. Para mahasiswa juga bisa meningkatkan kualitas akademika, walaupun di tengah pandemi Covid-19. Transformasi ilmu pengetahuan dan perkuliahan bisa tetap berjalan.

Prof Umi menjelaskan bahwa mahasiswa Pascasarjana UIN Malang biasanya dalam satu semester ada dua sampai tiga kali kuliah umum. Nah, di awal kuliah ini pascasarjana menghadirkan Prof Bambang Suryadi PhD. Ia adalah guru besar psikologi pendidikan dan konseling di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Profesor yang mengadakan penelitian tentang mengukur religiusitas ini juga diberi amanah sebagai atase kependidikan dan kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Cairo- Mesir.

Sementara itu, Prof Bambang Suryadi PhD menjabarkan dalam religiusitas masyarakat punya kata kunci sebagai ukuran memahami pentingnya kualitas dan filosofis religiusitas itu. Yaitu, keyakinan, ketaatan, ajaran,
ritual dan praktek. Sebab, bukti indikator seorang yang berjiwa religiusitas bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Kata kuncinya adalah masyarakat Indonesia punya Kebhinekaan sebagai
pondasi tolak ukur Local Wisdom. Yang diharapkan adalah kehidupan happiness, hayatul saidah (kehidupan yang indah dan berbahagia),” paparnya.

Dalam kuliah umum virtual itu turut hadir Prof Dr Imam Suprayogo (mantan rektor UIN Malang), Kegiatan dibuka oleh Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris. Kuliah umum itu juga diikuti para guru besar dan dosen
senior pascasarjana. Acara berlangsung sejak pukul 12.30 sampai pukul 15.30 dipandu oleh moderator Dr H. Wildana Wargadinata M Ag yang juga Kaprodi S2 PBA Pascasarjana sekaligus ketua panitia kuliah umum .

Mengakhiri kuliah umum, Direktur Pascasarjana berharap ada lanjutan kerja sama Pascasarjana UIN Malang dengan Atdikbud KBRI di Kairo. Tentu, bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kualitas akademik mahasiswaPascasarjana UIN Malang kurun waktu 2 tahun mendatang.

Sekadar informasi, Pascasarjana UIN Malang, juga menyelenggarakan acara webinar nasional dan kajian Islam dan masyarakat, serta forum-forum akademik lainnya.

Scroll to Top