S3 PAI-BSI Pascasarjana UIN Malang Bersama UNIRA Gelar Workshop Desain Kurikulum Berbasis Moderasi Beragama.

Sabtu 27 Mei 2023, Prodi S3 PAI-BSI Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan UNIRA Malang mengadakan Acara Bersama yang disebut Pengabdian Kepada Masyarakat Kolaboratif Dosen dan Mahasiswa dengan kegiatan “Workshop dan Pelatihan Desain Kurikulum PTKI Berbasis Moderasi Beragama.” Kegiatan yang berlangsung sehari penuh itu dibuka oleh Rektor UNIRA, K.H. Imron Rosyadi Hamid, SE, M.Si, dengan harapan kegiatan kolaboratif seperti ini tetap dan terus dilanjutkan. Tidak saja berhenti pada workshop-nya, tetapi bagaimana juga dilanjutkan dengan kerjasama-kerjasama penelitian dan pengabdian yang bisa di-publish bersama di jurnal-jurnal bereputasi.

Ahmad Barizi, selaku Kaprodi S3 (Doktor) PAI-BSI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengawali materinya dengan mengungkapkan bahwa umat Islam, secara eksistensial, merupakan penduduk mayoritas, yang jumlahnya tidak kurang dari 231 juta (86,7 %), yang menentukan keberlangsungan negeri ini. “Sebagai mayoritas, umat Islam ini adalah penentu keberlangsungan NKRI dan bahkan bisa dikatakan sebagai pemilik, yang wajib merawatnya,” ungkapnya dengan nada sedikit ketawa.

PTKI, termasuk UIN Malang dan UNIRA, menurutnya memiliki peran strategis dalam mengawal keberlangsungan negeri ini melalui salah satunya kegiatan workshop kurikulum berbasis moderasi beragama. “Karena hanya universitas (kampus), di mana semua perbedaan mengenai paham dan mazhab dapat diuji. Kampus merupakan wadah penyemaian kaum intelektual-akademis, berpretensi untuk menjadikan agama sebagai “alat pembebas” dari kejumudan paham dan aliran keagamaan. Sebagai insan akademis maka ia tak boleh terikat secara kaku pada sekat-sekat agama yang tak bisa dipahami secara logis, rasional, dan moderat,” katanya.

Salah satu hal penting untuk membentuk pribadi yang moderat dalam beragama di kampus, atau universitas, terutama kampus-kampus Islam, demikian Ahmad Barizi, adalah mengembalikan misi awal dihadirkan/diturunkan. Pada PTKI, seperti UIN dan Unira, di mana core value-nya adalah Islam, maka penting mengkampanyekan kampus sebagai Rahmat bagi semua. Sebagai Rahmat, kampus sejatinya menjunjung tinggi akan belaskasih, Tuhan, yang terbuka dan menerima semua aliran, paham, dan mazhab yang berbeda. “Untuk memasyarakatkan nilai-nilai moderasi beragama pada umat Islam kiranya penting digelorakan atau dikampanyekan adanya Islam sebagai Rahmat, yang menerima dan terbuka kepada semua. Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan logika akademis, rasional, dan mengandung rahmah. Terakhir, Umat dan Rakyat, dalam konteks keindonesiaan, adalah identik. Maju atau mundurnya bangsa ini tentu akan mempunyai dampak positif atau negatif kepada Islam dan umat Islam,” sambungnya pada akhir-akhir materinya.

Scroll to Top