Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menghelat Konferensi Internasional IC-ISLEH ke-3 selama dua hari, yaitu tanggal 15-16 Oktober 2024 dengan tema “Redefining the Islamic Education in Light of Sustainable Development Goals (SDGs)”. Konferensi Internasional IC-ISLEH ke-3 ini diikuti oleh 47 peserta yang tersebar dari 41 instansi dari seluruh Indonesia dan 6 instansi luar negeri, Federal University of Kashere, Gombe State Nigeria, Karabük University, Karabük, Türkiye, University College of Applied Sciences Ghaza, Universitas Al-Ahgaf Mukalla Yaman, Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Universite Mohammed V Rabat Maroko.
Konferensi Internasional IC-ISLEH bertujuan untuk mendiskusikan dan mengkaji peran dan kontekstualisasi dari pendidikan Islam pada pencapaian sustainable development goals di Indonesia maupun konteks global. Selain itu konferensi ini dapat meningkatkan jumlah publikasi ilmiah dosen dan mahasiswa melalui jurnal internasional, nasional, dan prosiding, dan menjadi media realisasi kampus International Recognition and Reputation Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konferensi IC-ISLEH ke-3 ini menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi sebagai keynote speaker, Prof, Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si, Prof. Greg Barton, Prof. Dr. Zabidi Abdul Razak, Prof. Dr. Bahrul Hayat, P.hd, dan Badrus Sholeh, S.Ag., P.hd dan dihadiri oleh civitas akademika dari dosen, mahasiswa Pascasarjana, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan para peserta Konferensi Internasional dalam rangka mendiseminasikan hasil-hasil penelitiannya.
Dalam kesempatan plenary session hari pertama, Prof, Dr. Hj. Ilfi Nur Diana membahas peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dalam mencapai SDGs. Berdasarkan hasil penelitiannya, upaya mencapai pendidikan yang berkualitas dan kesejahteraan yang dilakukan oleh pendidikan tinggi sejalan dengan upaya pencapaian SDGs. SDGs di UIN Malang masih secara dominan menyasar pada isu-isu kemanusiaan. Menurutnya PTKIN dapat berperan dalam menangani isu-isu lingkungan melalui penerapan pendekatan ekologi pada semua disiplin ilmu. Menyambung pembicara sebelumnya, Prof. Greg Barton kemudian membahas tentang Pendidikan Islam di Indonesia dan kaitannya dengan SDGs. Dalam bahasannya, ia sempat menyinggung beberapa hasil penelitian tentang langkah lembaga pendidikan islam untuk mengambil peran dalam tercapainya SDGs seperti Gerakan Pesantren Hijau dan konsep revolusi kurikulum pendidikan Islam yang sejalan dengan SDGs.
Senada dengan keynote speaker sebelumnya, selanjutnya Prof. Dr. Bahrul Hayat, P.hd mengulas bagaimana pendidikan tinggi khususnya pendidikan tinggi islam dapat bergabung dalam komunitas global dan bersama-sama menanamkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Adapun Badrus Sholeh, S.Ag. sebagai Atase Pendidikan KBRI Riyadh, Arab Saudi kemudian membahas SDGs dalam pendidikan, gender, dan kemitraan dalam kerangka hubungan diplomatik Indonesia dan Arab Saudi.
Hari kedua diawali dengan agenda plenary session oleh dua pembicara yakni Prof. Dr. H. Wahidmurni, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana UIN Malang dan Prof. Dr. Ahmad Zabidi Abdul Razak yang merupakan Dekan Fakultas Pendidikan Universitas Malaya Malaysia. Agenda dilanjutkan dengan sesi paralel di mana peserta mempresentasikan hasil penelitiannya. Sesi paralel ini dibagi ke dalam 5 bidang keilmuan yakni bahasa, hukum, studi islam, ekonomi, dan pendidikan. Dalam sesi ini kurang lebih 90 paper telah dipresentasikan dan diulas secara interaktif dalam diskusi hangat antar peserta ditambah berbagai masukan yang membangun dari reviewer. Sesi ini menjadi wadah bagi para mahasiswa dan akademisi untuk tidak hanya menulis hasil penelitian mereka namun juga menyampaikan dan mendiskusikannya bersama akademisi lain.