Prof. Sani ; Pentingnya Klinik Jurnal bagi Para Dosen

Malang, 4-5 Juli 2022, Prof. Dr. Achmad Sani Supriyanto, SE,. M.Si Guru Besar Fakultas Ekonomi dan  Kaprodi S2 Ekonomi Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Irwan Trinugroho, M.Sc, sebagai Guru besar FEB UNS, dan Wahibur Rokhman, SE, M.Si, Ph.D, Editor in Chief Jurnal QIJIS Scopus Q1 dimandat untuk menjadi narasumber dalam kegiatan klinik jurnal bagi para dosen. kegiatan ini diselengggarakan oleh Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang serta diikuti oleh sekitar 50 dosen, dan bertempat di Lantai-3.

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Ekonomi Dr. H. Misbahul Munir, Lc, M.Ei, mengatakan bahwa kegiatan klinik jurnal ini sangat penting untuk meningkatkan  skill dosen dalam menulis artikel di jurnal internasional bereputasi. Semakin banyak artikel dosen yang telah terbit di jurnal internasional bereputasi maka akan meningkatan reputasi individu dosen dan tidak kalah pentingnya adalah reputasi internasional Fakultas dan Lembaga. Dalam sambutannya Dr. H. Misbahul Munir, Lc, M.Ei, mengapresiasi kegiatan ini karena ada sekitar 25 artikel dosen yang telah dikirimkan kepada narsum untuk di review. Harapan nya nantinya ada beberapa artikel tersebut untuk diterima dan dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi.

Sebagai pembicara pertama Prof. Dr. Achmad Sani Supriyanto, SE, M.Si, menekankan bahwa penting nya jumlah publikasi dosen di jurnal internasional bereputasi. Menurut nya untuk mendaftar di WCU rangking maka dibutuhkan 1.000 artikel yang telah terpublish di Scopus. Sementara jumlah artikel sampai juni 2022 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang masih sekitar 599 artikel, artinya masih dibutuhkan sekitar 50% lagi agar bisa mendaftar di WCU Rangking.  Di sisi lain agar artikel dosen dapat di terima publis di jurnal bereputasi, maka dibutuhkan kemampuan untuk menulis dengan baik, diantaranya artikel tersebut setidaknya mengandung research gap dan novelty.

Pembicara ke dua adalah Editor In chief Jurnal  QIJIS Kudus, indeks Scopus Q1, SJR 0, 2, Wahibur Rokhman, Ph.D. Beliau menekankan bahwa untuk menulis di jurnal QIJIS, maka perlu kesabaaran dan dalam artikel tersenbut ada kebaharuaannya/ novelty. Setiap tahun di jurnal QIJIS ada sekitar 700-an artikel yang masuk dan yang akan dipublikasikan hanya 16 artikel. Sehingga kalau artikel tersebut dianggap tidak ada kebaharuan/ novelty maka akan di tolak.

Sebagai pembicara terakhir adalah Prof. Dr. Irwan Trinugroho, M.Sc, Editor board jurnal IJEM Scopus Q3 dan Jurnal Emerald. Prof Irwan adalah Guru Besar termuda (37 thn), dan telah menulis di jurnal Scopus sekitar 56 artikel. Dalam pemaparannya beliau menekankan ada novelty dalam menulis artikel. Selain itu jurnal yang akan dipilih hendaknya benar-benar jurnal yang bereputasi, bukan jurnal predator. Dipastikan juga bahwa artikel yang akan disubmit ke jurnal harus sesuai dengan scoup dan issue yang terbaru jurnal yang dituju.

Dalam klinik tersebut juga dilakukan review terhadap 25 artikel dosen, dan beberapa artikel cukup layak untuk di publikasikan di jurnal internasional bereputasi dengan catatan perlu perbaikan terutama menambahkan reseach gap, novelty, dan treferensi yang terbaru. *ass

Scroll to Top