Penelitian Kolaboratif Internasional antara Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Fakulti Pengajian Islam Universitas Kebangsaan Malaysia Malaysia

Malaysia, 16 Juli 2024 Jam 08.30 pagi tim peneliti UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berangkat dari Hotel Malaysia ke Kampus UKM Fakulti Pengajian Islam bertemu dengan para pakar dari kalangan para pensarah yang terkait dengan para ahli dalam kajian dan penelitian moderasi beragama hubungannya dengan pemikiran, perilaku dan praktik tasawuf relasinya terhadap moderasi beragama. Pertemuan itu diselenggarakan di Bilik Mesyuarat Prof. Tan Sri Dato’ Abdul Jalil Hj Hasan di Aras 2 FPI UKM Malaysia. Dalam pertemuan itu di hadiri oleh Dekan FPI UKM Malaysia Prof. Dr. Ahmad Sunawari Long, Para Wakil Dekan/ Timbalan Dekan, para Pembantu Dekan/ Penolong Dekan, Para pensarah di FPI UKM, beberapa dosen lintas fakultas di UKM, dan para tim peneliti UIN Malang, baik dari unsur peneliti Malaysia maupun peneliti Jepang yang sedang bergabung di bilik ini. Selain itu forum ini juga diikuti oleh para siswa/zah, baik strata satu, dua, hingga level doktoral.

 

Prof. Dr. Ahmad Sunawari Long, begitu antosiasme berbicara tentang pentingnya kerjasama secara riil dalam bentuk kerjasama research ini. Di tengah pembicaraannya beliau berharap mudah-mudahan hasil research kolaboratif ini nanti dapat diterbitkan di jurnal scopus bereputasi internasional, jurnal IJIT FPI UKM di mana pimpinan editornya adalah beliau sendiri. Selain itu beliau juga bercerita banyak mengenai pentingnya pertukaran dosen maupun mahasiswa, sehingga secara formal harus memperbaharui Mou antar universitas, antar Rektor. Beliau juga menceritakan tentang kemajuan FBI dan UKM umumnya, bahwa belakangan ini UKM telah mencapai renking 138 dunia. Sementara itu wakil Rombongan dari UIN Malang Prof. Samsul juga merespon ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan dan peluang yang telah diberikan oleh FPI UKM Malaysia untuk mengadakan kerjasama research dengan tema moderasi beragama di Malaysia ini.

 

Tepat pada pukul 10.45 pagi perbincangan akademik terkait dengan isu penting yang akan diteliti telah dimulai dengan menghadirkan tiga informan kunci, yaitu Dr. Muhammad Dzulkifli Abdul Ghani, Dr. Ahmad Fahrurazi Muhamed Zabidi, dan Dr. Muhammad Nazir. Ketiga informan kunci saling merespon berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh tim peneliti UIN Malang dengan sangat bersahaja, natural, dialektik sehingga diperolah data yang sangat konprehensif, menyeluruh dan objektif. Perbincangan meja bulat untuk sesi 1 diakhiri hingga pukul 12.30 dan dilanjutkan dengan isoma Bersama.

Perbincangan meja bulat untuk sesi ke 2 dengan tajuk moderasi beragama dalam sufism telah dimulai lagi pada pukul 14.30 dengan menghadirkan tiga informan kunci yang berbeda. Tiga informan kunci dimaksud adalah Dr. Abdoor Rahman Mahmood, beliau adalah pakar tasawuf, baik teori maupun praktik, Dr. Nozera Saleh, dan Dr. farid Mat Zain. Mereka itu semua adalah pensarah FPI UKM yang terbiasa untuk melakukan kajian-kajian moderasi beragama dalam perspektif kaum sufi dan tasawuf. Di antara mereka juga sebagai pensarah mata kuliah tasawuf. Sebagaimana pernyataan mereka setelah mendengarkan beberapa permasalahan yang diungkap oleh para tim peneliti UIN Malang tidak sedikit diantara mereka yang menjawab bahwa tidak ada buku khusus dan spesifik tasawuf yang berhubungan dengan moderasi beragama, namun sebagaimana lazimnya yang telah berkembang di kampus UKM ini kajian tasawuf itu telah disadur dari berbagai referensi klasik pertengahan hingga kontemporer. Yang terjadi justru buku bacaan para mahasiswa tentang tasawuf relasinya dengan moderasi beragama itu berasal dari berbagai sumber bacaan buku, baik buku-buku manuskrif lama maupun modern yang telah ditulis oleh para pensarah di FPI UKM tersebut.

Selanjutnya pada Rabu, 17 Juli 2024 tepat pada jam 08.30 bertolak dari hotel menuju FPI UKM akan membincang tentang wacana dakwah dengan tajuk moderasi beragama di Indonesia dan Malaysia (studi moderasi beragama di dua negara dan dua kampus Indonesia dan Malaysia). Kajian ini dikemas dengan agenda seminar internasional dengan peserta yang lebih besar. Seminar Internasional ini di hadiri oleh dua narasumber utama dari Indonesia dan Malaysia. Narasumber asal Indonesia adalah Prof, Dr. H. Roibin, MHI, sebagai Kaprodi Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, sedangkan narasumber asal Malaysia adalah Dr. Ahmad Irdha Mokhtar pensarah Pusat Kajian Dakwah dan Kepemimpinan FPI UKM Malaysia. Narasumber dari Indonesia banyak berbicara tentang paradigma teologis dan sosiologi, tantangan, peluang, dan dampak pemahaman, perilaku, tradisi dan praktik moderasi beragama dalam masyarakat umum maupun di kampus. Termasuk secara spesifik pandangan para pakar moderasi beragama di Indonesia yang menginspirasi munculnya gagasan-gagasan baru baik dalam terminologi hukum secara regulatif maupun dalam tataran kehidupan sosial praksis di masyarakat. Sementara narasumber Malaysia banyak berbicara tentang materi moderasi beragama yang dikemas dalam kurikulum Lembaga Pendidikan dan dampak efektifitasnya dalam kehidupan para mahasiswa maupun para pensarah di lingkup kampus.

Dari hasil kajian dua arah informasi tersebut akan difokuskan kajian penelitian ini dengan tajuk Pandangan, Perilaku dan Praktik Moderasi beragama di Malaysia dan Kampus UKM Malaysia. Penelitian dengan mengusung tema nilai-nilai moderasi beragama belakangan ini sangatlah menarik, lebih-lebih penelitian yang berusaha mempertemukan, mendialogkan, dan membandingkan nilai moderasi beragama yang terjabar sedemikian luas dan variannya di berbagai manuskrip dengan nilai moderasi beragama yang terekspresikan dalam pemikiran, perilaku, maupun yang telah mentradisi dalam masyarakat. Sangat menarik dan signifikan karena kerja intelektual ini tanpa sadar telah berusaha membangun pola komunikasi dan  silaturahmi ulang antara tradisi teks yang relatif mapan dan stagnan dengan tradisi konteks yang bergerak dinamis dan progresif mengiringi tuntutan sosio kulturalnya.

Teks dan konteks tidak selalu sejalan, bahkan konflik. Di saat relasi keduanya terjadi konflik, dimana esensi kebenaran dan ke mana idealnya keberpihaan kita tentang hakikat kebenaran? Padahal konteks yang kita amati dan rasakan dalam keseharian ini sesungguhnya adalah ayat kauniyah Tuhan yang terhampar dan terlihat secara empiris. Jika ia disistematisasi, diurai, dan dinarasikan oleh para pemikir di bidangnya ia akan termanifestasi menjadi produk teks baru. Proses verbalisasi, tekstualisasi atas fenomena konteks yang kita amati acapkali terikat, terhubung, dan bersimbiosis dengan ruang dan waktu. Dengan demikian konstruksi pemikiran yang telah melahirkan produk teks sesungguhnya adalah akumulasi pemikiran yang a historis. Produk teks yang tidak bisa terpisah dan tercerabut dari akar historis, baik dalam tataran nilai, karakteristik maupun wataknya. Disanalah memerlukan adanya aktor sosial yang mempu menjadi mediator untuk mempertemukan teks dan konteks menjadi akumulasi pemikiran yang konprehensif, menampung pesan-pesan moral ideal yang merepresentasi kesalehan sepanjang masa tanpa mengenal usang.

Jika nilai-nilai moderasi beragama kita gali dari aspek manuskrip tasawufnya, maka akan kita temukan sisi-sisi yang sangat berbeda dengan manuskrip-manuskrip lainnya, baik dari diksi kata, terminologi, struktur maupun gaya bahasa yang dipilihnya. Demikian pula jika nilai moderasi beragama kita riset dari aspek etnografinya, maka akan kita peroleh data-data yang sangat beragam mengenai praktek moderasi beragama yang terjadi di masyarakat. Disinilah keunikan dan sekaligus menjadi khazanah kekayaan intelektual islam jika dilakukan dengan cara penggalian mendalam sekaligus terencana dalam riset akademik di sebuah institusi PT.

Untuk mengurai kekayaan intelektual bertajuk moderasi beragama dalam pandangan, perilaku, tradisi, dan manuskrif di Malaysia secara mendalam, baik pada teks manuskrip maupun dalam ide, perilaku dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat sesuai dengan hasil perbincangan dua arah setidaknya ke depan diperlukan beberapa alternatif pendekatan / teknik penelitian sebagai berikut :

Pertama, Pendekatan Analisis Wacana (Discourse Analysis),Beberapa langkah akademik yang dilakukan dalam pendekatan ini antara lain adalah Mengkritisi teks-teks tasawuf dengan memfokuskan pada struktur, gaya, dan makna  bahasa yang terkandung di dalamnya. Mengidentifikasi dan mentipologikan kata-kata, frasa, dan kalimat dari manuskrip  tasawuf yang berkaitan dengan nilai-nilai moderasi beragama. Mempelajari dan menelusuri secara sosio-historis bagaimana proses nilai-nilai moderasi  beragama dikonstruksikan dan dikomunikasikan dalam teks-teks tasawuf. Mengumpulkan dan mengkaji kitab/manuskrip tasawuf yang relevan, baik versi cetak maupun digital. Mencatat kutipan-kutipan penting dalam manuskrif tasawuf yang mengandung nilai nilai moderasi beragama. Melakukan kategorisasi dan klasifikasi temuan berdasarkan tema-tema moderasi beragama, seperti toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, keadilan sosial, dan anti kekerasan.

Kedua, Pendekatan Etnografi (Ethnography). Melakukan penelitian lapangan untuk mempelajari tradisi dan praktik tasawuf yang dianut oleh komunitas tertentu. Mengobservasi dan mewawancarai para pengamal tasawuf untuk menggali pemahaman mereka tentang nilai-nilai moderasi beragama. Menganalisis bagaimana nilai-nilai moderasi beragama tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Ketiga, Pendekatan Historis (Historical Study). Menelusuri sejarah perkembangan tasawuf dan konteks sosial-budaya di mana  kitab/manuskrip tasawuf tersebut dikonstruksi. Mempelajari pemikiran para ulama tasawuf dan bagaimana mereka menginterpretasikan  nilai-nilai moderasi beragama dalam konteks zamannya. Menganalisis bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dalam tasawuf telah berevolusi   dan beradaptasi sepanjang sejarah.

Keempat, Pendekatan Intertekstual (Intertextual Approach). Membandingkan dan menganalisis nilai-nilai moderasi beragama dalam kitab/manuskrip tasawuf dengan sumber-sumber tekstual lain, seperti Al-Qur’an, Hadis, dan karya-karya ulama Islam lainnya. Mempelajari bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dalam tasawuf berdialog dan berinteraksi dengan berbagai tradisi intelektual Islam lainnya. Mengidentifikasi persamaan, perbedaan, dan keunikan nilai-nilai moderasi beragama dalam tasawuf. Penting untuk diingat bahwa kombinasi berbagai teknik penelitian ini dapat menghasilkan kajian yang lebih komprehensif dan mendalam tentang nilai-nilai moderasi beragama dalam kitab/manuskrip tasawuf. *Roibin

Scroll to Top