Batu, 11-13 Agustus 2022, Kegiatan workshop dengan tema Pengembangan kurikulum Hybrid Learning dan International Cyber Learning Class (ICLC) dilaksanakan, kegiatan ini diinisiasi oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tepatnya dibawah naungan Wakil Rektor bidang Akademik.
Kegiatan ini digelar di hotel Klub Bunga Batu dan dihadiri oleh 35 Peserta dari beberapa perwakilan unsur pimpinan, Fakultas dan unit, Dr. H. Barnoto, M.Pd.I (Kabiro AAKK), Dr. Muhammad Walid, M.A (Fakultas Tarbiyah) Dr. Zaenul Mahmudi, MA (Fakultas Syariah) Dr. Anton Prasetyo, M.Si (Fakultas Saintek) Prof. Dr. Siswanto, M.Si (Fakultas Ekonomi) Dr. H. Helmi Syaifuddin, M.Fil.I dan Dr. Dra. Hj. Meinarni Susilowati, M.Ed (LPM) Agus Iqbal Hawabi, M. Psi dan Yusuf Ratu Agung, M.A (Fakultas Psikologi) Dr. Abdul Basid, SS., M.Pd (ICP BSA), Dr. Hj. Like Raskova Octaberlina, M.Ed (Ketua ICP FITK), Prayudi Rahmatullah, M.HI (Pascasarjana), Risma Nur Arifah, M.H. (Ketua ICP F. Syariah), Ainur Rahmawati, S.Kom (PTIPD), Karunia Indah Lestari, A.Md (Rektorat), Prof. Dr. Roihatul Muti’ah, S.F.Apt., M.Kes (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan), Ridwan Nurdin, M.HI.(Dosen Brawijaya) dan masih banyak yang lain.
Pada hari pertama, workshop dibuka langsung oleh Prof. Umi Sumbulah, M.Ag (Wakil Rektor Bidang Akademik), dalam sambutan Prof. Umi mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam rangka mendorong civitas akademik untuk mewujudkan Perguruan Tinggi Bereputasi Internasional, dan nantinya gool/tujuan dari kegiatan ini adalah terbentuknya buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikkan jarak Jauh International Cyber Class (ICLC), dan pedoman penyelenggara kelas Internasional di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kemudian sambutan kedua disampaikan oleh Prof. Dr. H Muhtadi Ridwan, M.Ag. (Ketua BLU dan ketua Senat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ), mengatakan bahwa kegiatan ini perlu dilaksanakan dalam rangka menciptakan budaya akademik yang uptodate, melek IT dan menguasai bidang Cyber dan teknologi dan tentunya tidak melupakan pada aspek budi pekerti, akhlakul karimah, Spritual Question, agar nantinya lulusan yang dihasilkan menjadi lulusan yang cerdas, memiliki daya saing tinggi dan bereputasi internasional.
Pada hari kedua, workhop pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan 2 metode, Pertama, Luring yang dihadiri kurang lebih 35 peserta dan Kedua, daring (Melalui Platform Zoom Meeting) dihadiri140 Peserta, pada kesempatan ini mendatangkan narasumber dari pakar yang handal dibidangnya, yaitu Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls (Ketua ICE Institute, UT Jakarta), Prof. Paulin membahas tentang Tantangan dan Strategi Penyelenggaraan Hybrid Learning dan International Cyber Learning Class. Menurutnya Isu dan Tantangan saat ini adalah akses pemerataan kualitas, bundled vs unbundled, Educational Technology dan recognition & transferability yang meliputi digital certificate,digital badge, digital credential microcredential, saat ini Tranformasi Belajar Mengajar harus dirubah Dari Kampus menjadi Dari Mana Saja, Mengajar menjadi Belajar.
Pemateri kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung). Menurutnya opsi pembelajaran di Universitas dapat menggunakan Synchronous (langsung dan Maya/Virtual Synchronous) dan Asychronous (Mandiri/Self Asycronous dan Kolaboratif /Asychronous Colaboratif). Kemudian yang perlu diperhatikan adalah Mengoptimalkan ragam bahan ajar, mengoptimalkan LMS Learning Management System) dan Platfom Tekonologi, mengoptimalkan platform idio conference (ada Zoom, Skype, Webex, dan lain-lain), Mengoptimalkan Platfom Assesment Tool (suver monkey, kahoot), dan mengoptimalkan platform learning Sources (Youtube, Vidio Scribe, Poowtoon alternatives).
Masih menurut prof Diin, Hybrid learning dan pembelajaran 4.0 adalah Pembelajaran Hybrid yang memadukan human touch dengan technological Touch secara seimbang, pembelajaran hybrid yang menguatkan spiritual competencies, kompetensi, karakter dan unjuk kerja. *PrayRopag